Hanya Tuhan yang tahu kenapa....
... manusia tidak pernah lepas dari perang.
Aku sekarang berada dalam salah satunya...
Entah kenapa, akhirnya perjalanan karirku nyemplung di Angkatan Darat. Kini aku menggengam senapan M-110 SASSku erat-erat saat konvoi kendaraan lapis baja kami mulai memasuki daerah konflik...
"Kita butuh sniper di atas bukit !!! Criville, kau yang pergi !!!", teriak si kapten. Yap, itu aku yang disuruh. Bukit itu lumayan jauh juga... Heh, seandainya ini seperti di video game dimana tinggal memencet tombol untuk berlari...
First Sergeant William Criville
Okey, aku sudah dalam posisi. Dari sini, sudut pandang cukup bagus untuk mengamati keseluruhan lembah. Aku menunggu dengan sabar. Mata pada scope. Dan tiba-tiba dikejutkan oleh bunyi semak-semak di belakangku...
Secara reflek, aku langsung menoleh ke belakang. Tidak ada siapapun. Semak-semak itu juga terlalu rendah untuk manusia bersembunyi di dalamnya. Tapi aku cari aman saja, kuperiksa area semak-semak itu tempat suara tadi berasal. Kosong... Mungkin cuma hewan atau angin... Aku kembali dalam posisi mengintai...
Kembali semak-semak di belakang berbunyi. Aku menoleh lagi, kini memang ada gerakan, tapi tidak ada apapun yang menyebabkan semak itu bergerak, melainkan SEMAK-SEMAK ITU SENDIRI YANG BERGERAK. Mereka menjalar maju ke arahku, dan kini terlihat bahwa MEREKA PUNYA KAKI, tidak hanya itu, mereka juga sepertinya memiliki wajah menyeramkan, serta memegang senjata yang mirip tombak. Sekilas, semak-semak itu mirip bayam...
"SAPI SUCI !!!" ("Holy Cow"). Pasukan bayam itu maju dan mulai menyerang. "Kabur" ialah hal pertama yang terlintas di pikiran. Aku segera menuruni bukit sambil menjauh dari mereka. Sial, dimana pasukan yang lain? Seharusnya mereka disini...
Aku menoleh ke belakang, pasukan bayam itu bertambah banyak dan mengejar. Pada saat yang, dari arah kiriku juga muncul timun dan tomat raksasa. Mereka semua memiliki kaki, tangan, serta senjata seperti pedang atau sabit. Musuh apa ini? Aku mengarahkan senjata dan menembak. Tapi percuma, mereka terlalu banyak, dan entah mereka bisa mati oleh peluru atau tidak. Aku kembali berlari...
Akhirnya lereng ini menemui jalan buntu. Tidak hanya itu, dari puncak lereng muncul sepasukan buncis, dan sepertinya mereka dipimpin beberapa wortel raksasa. Juga disusul oleh armada toge, daun singkong, terong, dan entah apa lagi... Aku terkepung.... AAARRGGHH !!!!
"TIDDAAAKKK !!!! AKU JANJI BAKAL MAKAN SAYYUUURRR !!!!!"
...
Aku terbangun. Rupanya mimpi buruk. Weleh...
Tapi ini sepertinya bukan kamarku. Dimana ini? Oh, ternyata rumah sakit. Tapi kenapa aku bisa disini? Sudah berapa lama aku disini? Coba kuingat...
Hmm... Aku ingat sedang berada di sebuah rumah makan, lalu ada geng motor, lalu perkelahian. Oke, jadi rupanya aku disini karena luka-luka berantem... Aku menengok ke samping tempat tidur, ada banyak sekali cemilan dan buah-buahan. Ada juga kartu besar bertuliskan, "Semoga cepat sembuh, dari Papah, Mamah, dan Eve". Seperti biasa, keluargaku selalu berlebihan. Tidak mungkin aku menghabiskan semua ini sendiri. Aku mengambil salah satu cemilan itu, sebungkus biskuit keju, membukanya, dan mulai melahapnya satu-persatu....
Di dekat biskuit keju itu ada kertas lain. Dan dibawahnya ada dua lembar tiket. Aku membaca kertas itu, tulisannya, "Semoga cepat sembuh. Ini hadiah karena kau sudah bertarung dengan hebat. p.s. : tidak berlaku untuk weekend dan hari libur. ~Joni~"
Dua lembar tiket itu ternyata untuk nonton pertandingan gulat di Kaizer's Palace. Siapa Joni? Aku mencoba mengingat kembali. Ah, aku ingat, waktu itu aku ditolong seseorang. Kalau tidak salah namanya Jo...
"DROPKICK !!!", Aku kembali dalam posisi terbangun sambil berteriak keras-keras. Biskuit keju di mulutku sampai tersembur keluar...
... dan mengenai wajah perawat yang baru masuk ke ruangan.
Sial... Malu deh...
"Eh maaf mbak...", kataku, sambil terlihat bodoh.
"Enggak apa-apa kok. Rupanya anda sudah sadar. Baguslah. Nanti akan ada dokter yang masuk dan memeriksa keadaan anda. Jika semua beres, mungkin siang ini anda bisa pulang...", katanya setelah membersihkan wajahnya dari remah keju sambil tersenyum. Ia cantik juga, pikirku. Wajahnya seperti campuran Kristen Bell dan Natalie Portman, dengan sedikit noda keju :(.... Aku melihat name tagnya, tulisannya "Anna - Part Time"
Heh, sampai mana tadi, Aku ditolong oleh Joni Dropkick di perkelahian itu. Orang yang pernah menghilang selama setahun lebih, dan tahu-tahu muncul begitu saja. Aku harus mencarinya. Tapi entah mulai dari mana. Ah, sepertinya hal itu belum terlalu penting untuk sekarang...
Aku melihat kembali tiket gulat di tanganku. Ada dua lembar. Pasti Joni Dropkick mengira aku punya pacar untuk diajak nonton. Padahal sih tidak, hehehe. Hmm... Si perawat cantik tadi kini sedang mengecek infus...
Dan aku kembali melihat tiket di tangan....
"Mbak, suka nonton gulat ?"
**************************************
(Sementara itu...)
Casper Lawrence sedang bersantai di teras rumahnya sambil membaca koran StopLight. Setengah botol Guiness sudah ia habiskan. Ia tersenyum membaca headline yang berjudul, "Bos Mafia Gregory De Angelis ditemukan tewas di bawah Jembatan Gungenberg"
Ia menggunting artikel itu, lalu menempelnya di dinding, tempat ia menempel artikel lain dari aksi-aksinya selama ini. Ia melihat dinding itu dan tersenyum puas. Lalu ia menuju meja dan menyalakan komputernya.
Komputer dengan kemampuan olah grafis seperti dewa ini ia beli dari sebagian uang hadiah memburu De Angelis. Casper menyalakan Winamp, dan memutar lagu yang cukup lawas dari Kid Rock, Only God Knows Why. Kemudian ia memainkan game yang ada di komputer tersebut. Kini, dari speaker komputer terdengar suara musik yang beradu dengan sound-effect dari video game, serta suara makian dari pemain-pemain lain yang ikut bermain secara online di game itu...
...people don't know about the things I say and do
They don't understand about the shit that I've been through
It's been so long since I've been home
I've been gone, I've been gone for way too long
"DUAR DUAR DUAR !!!"
"Woy taek !!! Lempar granat yang bener !!!"
"Sniper di ujung lorong !!!"
Maybe I forgot all the things I miss
Oh, somehow I know there's more to life than this
I said it too many times, And I still stand firm
You get what you put in, And people get what they deserve
"Kampret !!! Siapa yang jaga markas ??!!!"
"Your base is under attack"
"KABBOOOM !!! Terrorist win"
"Bacot loe jing !!! Maen aja yang bener !!!"
Still I ain't seen mine, No I ain't seen mine
I've been givin', just ain't been gettin'
I've been walkin' down that line
"KRAK !!!"
"You have been killed by your teammate"
"GUUOBBLOGG !!!"
"Lich King kok gak buka Frost Armor ?"
So I think I'll keep on walkin' with my head held high
I'll keep movin' on and only God knows why...
Casper menghentikan gamenya. Bunyi "KRAK" barusan bukan berasal dari speaker komputer, melainkan dari lantai bawah. Seharusnya tidak ada orang selain dia di rumah ini. Ia beranjak bangkit dari meja komputer, dan mengambil sebuah pemukul baseball dari logam yang dipajang di dinding....
Pemukul baseball ini merupakan barang bersejarah, karena merupakan senjata yang ia dapatkan setelah lulus dari akademi pembunuh bayaran. Ia ingat, teman-temannya mendapat pistol, pedang samurai, crossbow, gergaji mesin, namun hanya ia yang diberi pemukul baseball. Saat itu ia hanya memandangi pemukul baseballnya sambil kecewa. Temannya menghampirinya sambil bertanya ada apa, dan Casper Lawrence muda menjawab, "Tauk tuh ,mbak-mbaknya bego. Masak gue cuma dikasih pentungan..."
Tapi ternyata pemukul baseball itu telah menghasilkan kekayaan bagi Casper di tahun-tahun pertamanya sebagai pembunuh sewaan. Oleh karena itu ia memajangnya di dinding...
Casper menuruni tangga dengan tanpa suara. Ia hendak menuju saklar lampu, ketika tiba-tiba seseorang menyerangnya. Casper sempat menangkis. Pemukul baseball itu beradu dengan linggis. Mengetahui serangannya gagal, sang penyerang mundur dan menjaga jarak.
Ruangan itu gelap, Casper tidak melihat jelas rupa penyerangnya, sepertinya memakai topeng. Kini Casper memutuskan menyerang dengan kejutan. Ia melemparkan pemukulnya ke wajah si orang bertopeng. Lawannya menangkis dengan linggis di saat-saat terakhir. Namun kini perutnya menjadi terbuka. Casper menerjang maju menghantam perut lawannya dengan bahu.
Ternyata perempuan, pikir Casper saat menyadarinya dari bentuk pinggul lawannya yang ia hantam. Linggis terlepas dari tangan si orang bertopeng. Dan kini ia terjatuh dan ditindih oleh Casper, namun saat Casper hendak memukul, orang bertopeng tersebut menendang Casper sampai terguling ke belakang. Mereka berdua berdiri lagi.
Casper kembali menerjang maju. Lawannya sudah siap dan memanfaatkan momentum Casper untuk membantingnya ke meja. Gerakan yang sangat terlatih dan efektif. Meja tersebut terbelah. Saat si penyerang mencari linggisnya, Casper memukulnya dengan pecahan meja, namun tidak kena telak. Kini mereka kembali mengambil jarak. Mereka berdua seimbang, dan mereka berdua menyadari hal itu. Keduanya ngos-ngosan...
Kebetulan, sekarang Casper berada dekat saklar lampu. Ia menyalakannya.
"Siapa kau ?", tanya Casper.
Orang itu membuka topengnya, dan ternyata benar seorang wanita. "Namaku Michelle De Angelis. Aku adik Gregory..."
"Jadi kau kesini untuk balas dendam ?" Casper tidak mengendurkan kuda-kudanya.
"Sekarang ini tidak, aku cuma mengukur kekuatanmu.". Michelle berkata dengan nada yang sangat stabil. Emosinya tidak bisa ditebak. "Rupanya pembunuh kakakku bukan orang sembarangan. Sampai ketemu lagi kalau begitu..."
"Kau tahu rumahku, silakan datang lagi kapan-kapan..."
Kemudian Michelle berjalan menuju pintu, dan meninggalkan rumah Casper.
Casper berpikir sejenak, sepertinya ia pernah melihat wajah Michelle, namun ia tidak ingat. Ah iya, ia segera berlari ke teras, dan memungut koran yang tadi ia baca, langsung ke halaman olah raga...
"Michelle De Angelis. Medali emas cabang gulat amatir wanita tingkat nasional."
Casper melihat kejauhan dan tersenyum. Medali emas tingkat nasional. Rupanya masih banyak orang hebat di dunia ini. Dalam hati, ia gembira karena ada tantangan....
Dan lingkaran balas dendam pun dimulai. Casper Lawrence sadar telah masuk ke dalamnya sejak lama, ini memang resiko profesi. Adik membalas dendam kakak. Anak membalas dendam ayah. Istri membalas dendam suami. Dan akan terus begitu. Tidak ada yang bisa keluar dari lingkaran itu, yang bisa keluar hanya uang yang mengalir menuju korporat-korporat yang mengambil keuntungan dari semua pembunuhan ini. Mengapa dunia ini bisa menjadi seperti itu?
Mungkin hanya Tuhan yang tahu kenapa....
******************************
(Sementara itu...)
Muhammad Jonathan Dropkick sedang terdiam mengamati makanannya yang tersaji di depannya. Semangkuk tongseng kambing. Ia sebenarnya sedang menjalani program penurunan berat badan, namun sekarang sepertinya akan gagal....
Hmm, masa bodo ahh, pikirnya. Tanpa berpikir lagi, ia menghabiskan tongseng itu sampai licin. Lalu ia kembali berpikir, mengapa semua makanan yang enak pasti membuat gemuk?
Ah, mungkin hanya Tuhan yang tahu kenapa....
BERSAMBUNG...
Bagi yang ingin membaca dari awal Season Dua :
Episode 1, BACK IN BLACK
Episode 2, HIGHWAY STAR
Episode 3, ADDICTED TO THAT RUSH
bonus side story : LIPUTAN MAUT
No comments:
Post a Comment