22 January 2012

KELINCI VS KURA-KURA, (Alternate Endings)

Pernah denger cerita anak-anak berjudul "Kelinci dan Kura-Kura" ?. Pokoknya yang menceritakan bagaimana mereka balap lari, lalu kelinci meremehkan kura-kura sehingga ia istirahat sebentar sebelum finish, dan ternyata ketiduran sehingga malah kura-kura yang menang. Pesan moralnya dilihat dari sudut pandang kelinci, yaitu bahwa kita jangan pernah meremehkan lawan....


Nah, itu kan cuma di "cerita". Kalau di dunia nyata, "kelinci-kelinci" itu tidak akan pernah berhenti berlari. Mereka tidak akan tidur, bahkan sampai larut malam kalau perlu sampai pagi. Saat weekend pun mereka masih berlari. Mereka tidak kenal ampun, walaupun lawannya hanya kura-kura. Mereka adalah pemuja kecepatan. Saat bertemu dengan kelinci lain, mereka saling membandingkan kecepatan. Mereka akan melakukan segalanya untuk menang balapan...



Tulisan ini akan membahas bagaimana apabila cerita ini dilihat dari sudut pandang kura-kura, apabila lawannya merupakan "kelinci" yang termasuk golongan yang saya deskripsikan di atas. Mustahilkah untuk menang? Iya juga sih kalo dipikir-pikir. Tapi tunggu dulu, masih ada kemungkinan kecil kok bagi kura-kura untuk "menang". Yaitu apabila memenuhi salah satu skenario (yang langka) berikut :

Bukan yang kayak gini loh yaa...


1. Kelinci mati kelelahan

Jika rute balapannya sangat jauh, berlari (atau dalam hal ini, melompat-lompat) terus menerus dengan kecepatan maksimum tanpa istirahat tentunya bukan tanpa efek samping. Kelinci akan kelelahan, dan eventually, dia akan jatuh sakit, lalu mati (walaupun biaya pengobatan ditanggung oleh panitia lomba). Oleh karena itu kura-kura yang berjalan santai menjadi pemenang dengan stamina yang masih utuh... 



2. Dangerous Journey

Jika kita membahas balap lari, tentu kelinci di atas angin. Ibarat pertandingan gulat antara Big Show melawan Stephen Hawking. Tapi dalam skenario ini, rute yang ditempuh penuh dengan marabahaya. Predator-predator kelaparan datang dari berbagai penjuru, dan beberapa dari mereka dapat berlari lebih cepat dari kelinci. 

Apa keunggulan kura-kura dalam skenario ini? Tentu saja body armor-nya. Memang sih, masih ada predator yang bisa "ngakalin" melawan tempurung kura-kura, tapi kalo mereka musti milih antara kelinci dan kura-kura? 

Akhir dari skenario ini ialah si kelinci dimakan, dan kura-kura tetap melaju dengan aman dan memenangkan balapan...



3. Balap antar benua

Kalo di kasus ini, rute balapannya sangat-sangat luar biasa jauh, memakan waktu bertahun-tahun. Akhirnya kelinci meninggal karena usia tua. Tetapi bagaimana dengan kura-kura? Seperti yang kita ketahui, kura-kura memiliki umur panjang, malah ada spesies yang bisa hidup sampai seratus tahun lebih. Sehingga dalam skenario ini, kura-kura yang menang setelah beberapa puluh tahun kemudian...

4. Kelinci menang, tapiiiii..... (1)

Kali ini kelinci beneran menang, hands down. Lalu ia mendapatkan hadiah uang yang sangat banyak dari panitia lomba. Kelinci menjadi sangat kaya. Ia membeli semua yang ia inginkan. Gunung wortel, mobil yang terbuat dari wortel, jam tangan Marc Ecko yang jarum jamnya berbentuk wortel, rumah penuh wortel, telepon genggam android terbaru dengan game "fruit ninja" versi wortel-only edition, setiap malam pergi dugem minum-minum jus wortel, dsb dsb dsb...



Tapi kelinci tidak bisa mengatur keuangan dengan baik. Gaya hidupnya tidak terkendali. Uangnya sudah habis, tapi ia masih terbelenggu hedonisme. Akhirnya ia justru terjebak dalam hutang, dan hidup sengsara. Kelinci dalam skenario ini meninggal dalam keadaan miskin...

Bagaimana dengan kura-kura? Ia memang kalah dalam balapan, tapi hingga kini, kura-kura tetap hidup bahagia dalam kesederhanaan...

5. Kelinci menang, tapiiiii.... (2) 

Kelinci menang lagi nih, namun sebagaimana pepatah, "With great speed comes great responsibility". Ketua pimpinan hewan setempat yang menonton balapan, kagum dengan kecepatan kelinci, dan memerintahkannya untuk mewakili daerahnya dalam balapan tingkat kabupaten... 

Setelah ia menang balapan tingkat kabupaten, ia naik ke balapan tingkat propinsi, dan begitu seterusnya sampai tingkat nasional. Tentu saja lawannya sudah bukan kura-kura, melainkan kelinci juga. Kelinci-kelinci yang sangat kompetitif dan tidak bisa dianggap remeh....

Si kelinci menjadi stress karena selalu mengalami tekanan untuk harus menang. Kemudian ia memutuskan bahwa ia tidak sanggup lagi dengan semuanya ini. Akhirnya kelinci bunuh diri dengan cara menusuk kepalanya dengan  ujung wortel yang tajam....

6. Kelinci menang, tapiiii... (3)




Yap, kelinci menang lagi disini. Tetapi semua teman-temannya menjauhinya karena dianggap "sombong" dan "tanpa belas kasih". 

Sedangkan si kura-kura justru banyak mendapat simpati dari kawan-kawannya. Walaupun kalah, ia tetap mendapat dukungan semangat dari semua yang ia kenal.

Di sisi lain, kelinci menjadi tidak punya siapa-siapa. Akhirnya ia mati dalam kesendirian...

7. The first to go is "tumbal" ...

Kali ini, rute balapan penuh dengan rintangan dan jebakan. Kelinci yang sedari start langsung tancap gas dengan kecepatan penuh, menjadi yang pertama dalam "mencicipi" jebakan-jebakan tersebut. Kakinya nyaris terkena jebakan beruang, ia nyaris jatuh ke lubang yang di dasarnya sudah disiapkan dengan pasak-pasak tajam, ada juga sergapan dari kelinci homoseksual, jebakan tukang parkir, jebakan pemburu yang sepertinya beralih ke kelinci karena sudah bosan berburu belalang, dan lain lain... 

Akhirnya sebelum finish, kelinci mengira semua jebakan sudah habis, sehingga ia langsung melompat-lompat menuju garis finish tanpa mengawasi keadaan sekitar. Dan ternyata masih ada satu jebakan final. Kelinci tiba-tiba terjebak dalam kemacetan karena banyak kambing yang sedang konvoi dan menutup jalan...

Bagaimana dengan kura-kura? Karena ia jalan belakangan, ia mempelajari semua rute yang dilalui kelinci, sehingga dengan mudah bisa menghindari semua jebakan yang ada. Akhirnya ia bebas dari semua jebakan sehingga dapat melalui garis finish duluan...