07 March 2011

TWO MINUTES TO MIDNIGHT



Hari ini aku mulai masuk sekolah
Asyiiiikk !!!
Ketemu bu guru
Ketemu teman teman



Aku pakai seragam sendiri
Aku udah bisa iket tali sepatu sendiri
Mama bikinin aku roti keju
Buat dimakan pas istirahat


Aku jalan ke sekolah
Ada anjing galak !!!
Aku dikejar !!! Aku takut !!!
Aku lari ke rumah lagi


Aku ada akal
Aku tau dimana papa nyimpen pistolnya
Ini dia di laci meja
Aku bawa pistolnya di tas





Aku pernah liat papa nembak orang jahat
Papa pake pistol ini
Papa keren !!!!


Aku ketemu anjing yang tadi
Aku tembak pake pistol
Tadi anjingnya menggonggong
Sekarang anjingnya tiduran


Aku bisa pergi ke sekolah
Ketemu bu guru
Ketemu teman teman
Maen perosotan
Asyiiikkk !!!


************************************


(22 tahun kemudian.....)

Casper Lawrence sedang menggenggam pistol peninggalan ayahnya. Smith & Wesson model 27 classic dengan warna perak mengkilap. Pistol itu masih sangat bagus, karena hampir tidak pernah dipakai dan selalu dirawat. Casper sebenarnya tidak suka menggunakan senjata api untuk pekerjaannya. Selama ini ia masih bisa memakai tinju atau jurus bantingan untuk mendapatkan uang....

Tapi klien yang satu ini minta dengan spesifik. Target harus mati dengan peluru di kepala. Oke, selama duitnya bagus, pikir Casper. Ia menyemprot pistolnya dengan cairan anti karat, lalu mengelapnya, sambil ditemani lagu dari Iron Maiden - Two Minutes To Midnight dari mp3 player...

Selesai membersihkan pistol, Casper melakukan gerakan membidik, dan membayangkan target imajiner. Yap, bidikannya masih bagus. Ia mengenakan sarung tangan Sparco agar genggamannya mantap, sekaligus tidak meninggalkan sidik jari. 

Casper melihat jamnya. Sudah hampir tengah malam. Saatnya pergi kerja...


Kill for gain or shoot to maim
But we don't need a reason...


************************************


Alfred McHardy merupakan penggemar setia tim Ashenvale United. Namun sayangnya malam ini mereka harus dipecundangi 3-0 oleh AC Mordor. Sambil kesal, Alfred baru saja mau mematikan TVnya, ketika bel pintu berbunyi...

Alfred melihat jam dinding. 23:40. Siapa orang bego yang dateng malem-malem gini ?, pikirnya sambil membuka pintu. Seorang pria berjaket kulit masuk....





"Oh kau, silakan duduk." Dan pria itu langsung mengambil posisi nyaman di sofa. Ia melihat TV yang kini sedang menayangkan diskusi para komentator usai pertandingan.

"Ashen habis main ya? Berapa-berapa skor?". Pria itu sebenarnya sudah tahu karena komentator sudah menyebutkan skornya, tapi ia sengaja ingin membuat kesal Alfred.

"Brengsek luh... Lagi payah nih permainannya hari ini..."

"Hahaha !!! Makan tuh Funaki, penyerang gak guna !!!" Pria itu tertawa lebar. Alfred menawarinya rokok, namun ia tidak merokok.

Alfred menyadari ia datang bukan untuk ngobrol sepakbola. Ia segera mengalihkan topik ke pembicaraan serius. "Ada apa datang tengah malam begini? Oh iya, bagaimana menurutmu si anak baru?"

Pria itu mengubah posisi duduknya. "Lumayan sih, tapi kalau kau tanya pendapatku, dia masih di bawah standar untuk bergabung dengan Liga..."

"Hmm... penilaianmu tidak dipengaruhi oleh isu yang lagi beredar kan?" Alfred menyalakan sebatang rokok.

"Isu apa?", tanya si tamu



"Gosip bahwa dia akan menjadi penggantimu di Liga..." Alfred menatap pria itu dengan serius

"Aku belum dengar, dan masa bodoh juga lah. Mau diganti juga silakan..." Pria itu bicara sambil memainkan pajangan die-cast mobil di atas meja.

"Hahaha, lagipula isu itu bohong kok. Para petinggi Liga masih sangat butuh kau. Apalagi sekarang ini kondisi lagi gawat..." Alfred menghembuskan asap rokok

"Oh iya, bagaimana kabarnya Liga ?"

Alfred mematikan TVnya yang sudah beralih dari diskusi sepakbola menjadi iklan produk kesehatan elektromagnetik. "Hmm... Seth sudah resmi pensiun dari Liga. Belum ada yang menggantikan posisinya. Terus apa lagi ya? Oh itu, Donovan dan Swann baru jadian. Kayaknya kita mesti minta traktiran...."

"Belum ada pengganti Seth? Sini, buat aku saja..." 

"Hehe, kau memang hebat, tapi belum sehebat itu. Dan bukannya kau lebih suka jadi orang lapangan?"

"Memang, aku cuma bercanda kok..." Pria itu masih mengamati die-cast mobil-mobilan dengan kagum.

"Liga masih memutuskan siapa pengganti Seth. Tapi kalau lowongan jadi pegawai perusahaan sekuritas sih ada, berminat?" 

"Sono berak aja di mangkok..." Lalu keduanya tertawa... "Oh iya, tadi kau bilang kondisinya lagi gawat? Separah apa sih?" Kini pria berjaket kulit terlihat serius untuk pertama kalinya.

"Donovan tidur dengan MP-5 di balik bantalnya." Alfred juga terlihat serius. Alfred merupakan tokoh yang penuh dengan informasi, dan itu selalu membuatnya berani. Namun sekarang ini, ada banyak kejadian yang ia sendiri tidak tahu penyebabnya. Alfred terlihat agak gugup.

"Ah dia mah emang gitu orangnya. Ada kejadian apa lagi memangnya?"

"Kau sudah dengar Gregory De Angelis dibunuh? Polisi bilang dia bunuh diri, tapi menurutku tidak mungkin. Gosipnya, ia dan kelompoknya dihabisi oleh satu orang. Aku belum tahu siapa..." Alfred mematikan rokoknya. "Siapapun pembunuh De Angelis, dia cukup jago. Dia merupakan wild-card. Dan kalo gak salah ada satu lagi wild-card, seorang reporter. Aku lupa namanya..."

"De Angelis kan musuh kita?" Pria itu melihat dengan bingung.

"Betul, tapi yang membunuhnya bukan orang kita. Baik pembunuhnya maupun orang yang menyuruhnya, sepertinya berasal dari pihak lain... Selain itu, ada beberapa kejadian lagi di New Moyyo Utara dan di daerah perbatasan..." Kemudian Alfred menjelaskan panjang lebar....

Liga


"Kenapa aku tidak diberitahu semua ini?", tanya pria itu.

"Ini keputusan Liga. Memberimu semua informasi akan sama dengan melibatkanmu secara penuh dalam perang ini. Dan untuk sementara, Liga tidak ingin kau terlibat dulu. Tidak sekarang, tapi aku yakin dalam waktu dekat.... Sejujurnya aku lebih khawatir kalau kau sampai dilibatkan..."

"Hmm? Kenapa begitu?" Pria itu terlihat penasaran,

"Menurunkanmu dalam konflik ini analoginya sama seperti sebuah negara memutuskan memakai bom nuklir dalam perang. Dan kau tahu apa alasan negara meluncurkan bom nuklir?"

"Karena ingin menang?"

"Benar, tapi bukan itu..."

"Umm... Karena ingin membunuh banyak orang?"

"Bukan"

"Karena negara lawannya juga memutuskan pakai bom nuklir?"

"Betul...."

Pria itu kembali berpikir. Alfred menyalakan rokok keduanya. Kalau situasinya tepat, ia akan mengajak pria itu bermain Playstation. Sayangnya sekarang sedang serius...

Alfred tiba-tiba bangkit dan beranjak ke kulkas. "Ah, kita dari tadi mengobrol tapi aku belum menawarkan minuman. Mau apa? San Miguel? Heineken? Guinness? Fit Active? Buavita? Mizone? Love Juice PomeGranate? ABC Sari Kacang Hijau? Minutes Maid Pulpy Orange? Liang Teh Cap Panda?"




"Extra Joss saja, dikocok ya, jangan diaduk..."

"Heh, dasar Joni, seperti biasa.. By the way kenapa musti dikocok? Kan langsung larut?" Alfred  menuangkan Extra Joss ke dalam gelas.

"Kalau dikocok, busanya lebih terasa di bagian atas mulut. Oh aku hampir lupa, aku kesini ingin memperlihatkan ini, coba kau lihat." Joni Dropkick memberikan sebuah flash-disk kepada Alfred. Alfred segera mengambil laptopnya dan membuka isinya. Ia mempelajarinya sambil tertegun. Informasinya cukup penting, tidak hanya bagi Liga. Ini sesuatu yang besar, pikir Alfred.

"Ini dapat dari mana?", tanya Alfred sambil melihat-lihat seluruh file.

"Aku sempat menghilang setahun, di antaranya mengumpulkan itu semua."

Kemudian bel pintu kembali berbunyi. Alfred melihat jamnya, 23:58. Kenapa malam ini jadi banyak orang yang datang sih? Ia menuju pintu...


Sesampainya Alfred di pintu, terdengar bunyi tembakan. Seseorang menembaknya sebelum pintu itu sempat terbuka, dan Alfred Mchardy tertembak tepat di kepala....

Joni segera bereaksi. First things first, pikirnya. Ia mencabut flash-disk dari laptop dan memasukkannya ke kantong. Lalu ia mengambil shotgun milik Alfred yang dipajang di tembok, lalu menembak ke arah pintu. 

Terlambat, lawannya sudah berlindung di tembok samping pintu. Lawannya membalas dengan kembali menembak melalui pintu. Kini pintu itu ditembus oleh peluru shotgun dari dalam, dan peluru pistol dari luar. Pintu rumah Mchardy  menjadi bolong-bolong seperti keju swiss...

Joni kehabisan peluru. Sementara lawannya sedang mengisi ulang. Joni memutuskan untuk nekat, ia berlari secepat mungkin ke arah tembok samping pintu itu, lalu melompat...

Casper Lawrence terkejut. Tembok tempat ia berlindung tiba-tiba hancur. Seseorang merobohkannya menggunakan tendangan-lompat-dua-kaki, sekaligus menghantam Casper yang ada di baliknya. Casper terjatuh menuruni tangga teras. Smith & Wessonnya terlempar ke semak-semak.



Ia bangkit kembali, namun Joni sudah kembali melompat dari tangga paling atas, dan melakukan jurus Flying Clothesline. Casper terkena telak di leher. Mereka berdua kembali jatuh terguling.

Keduanya berdiri lagi, dan kini Casper menyerang duluan, ia menerjang maju dan menghantam Joni tepat di abdomen. Joni mundur beberapa langkah, namun tidak sampai jatuh. Lalu tanpa disangka-sangka, Casper segera mencengkeram pinggang Joni dan membantingnya ke belakang.

Northern Light Suplex

Casper hendak mengunci lengan Joni dengan jurus Cross-Armbar. Tapi Joni menendang dan melepaskan diri. Keduanya kembali dalam posisi kuda-kuda.

Dan terdengar suara tembakan. Rupanya para bodyguard Mchardy datang membawa senapan. Dari tadi kemana aja? pikir Joni. Namun karena posisi mereka jauh dan saat itu gelap, mereka tidak melihat jelas dan menembaki keduanya. 

Elite Bodyguard, Mantan Tentara Russia


Joni berlindung di pilar gerbang depan, sedangkan Casper berhasil lari ke mobilnya dan tancap gas.

"INI AKU, DROPKICK !!! TAHAN TEMBAKAN !!!" Joni berteriak kepada para bodyguard. Lalu ia menuju ke motornya dan hendak mengejar Casper. Namun sial, ban depan motornya terkena peluru nyasar dari bodyguard Mchardy.

"Dasar prajurit begok..."

Joni semula ingin menggunakan mobil Alfred, tapi ternyata Alfred merupakan kolektor mobil antik. Tidak ada satupun di garasinya yang bisa lari lebih kencang dari 60 km/jam... Para bodyguard itu pun tidak ada yang membawa kendaraan....

Joni Dropkick hanya bisa melihat mobil putih itu semakin menjauh...


Dia bisa melakukan kombinasi Diving Spear dan Northern Light Suplex, dan masih bisa bangun setelah menerima Flying Clothesline...
Siapa orang itu?

.....

Casper Lawrence sudah berada jauh dari rumah Mchardy. Mobilnya melaju kencang menerobos udara malam...


Tendangan dropkick-nya bisa menghancurkan tembok bata...
Siapa orang itu?

......



Two minutes to midnight
The hands that threaten doom...


BERSAMBUNG



Untuk baca selengkapnya dari season dua :
Episode Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat...






6 comments:

  1. +2 untuk adegan tembak-tembakan
    +3 untuk pengenalan banyak tokoh yg kayaknya seru
    +3 untuk kemampuan lo meramu misteri
    +1 untuk Zangief


    Mantap Moy!

    ReplyDelete
  2. gobbledigookMarch 07, 2011

    dahsyat!
    degdegan gw bacanya, serasa creeping di line kanan tapi night hound, scout, dan deadwoodnya gak ada di map...
    hahahaha!

    ReplyDelete
  3. this one is just great!
    and finally the reason for the drink!!
    need more pictures in the mid part

    ReplyDelete
  4. @reporter : +10 untuk membaca, +20 untuk memberi komentar, dan tolong bilangin donovan, dia musti traktir :P

    @gobble : ah kagak usah betiga gitu, gue sendiri aja bisa mbunuh loe cat...

    @wajo : udah diedit, nambah satu gambar, thanx

    ReplyDelete
  5. "aape cuy emangnya kayak anak SMU aje traktir2 heaehuaheuhe >:p"

    ReplyDelete